NEWS

No Image
Penulis: muhammadirfan Tag: Tanggal: 04 Nov 2019

Blended Learning dan Integrasi Teknologi dalam Pendidikan

Kehadiran teknologi dalam kehidupan biasanya selalu dihadapkan pada dua sisi yang berlawanan; Sisi positif dan sisi negatif. Teknologi juga selalu diibaratkan layaknya sebuah mata pisau, dimana pengaruhnya akan sangat bergantung pada penggunanya sendiri.

Selain itu, kehadiran teknologi yang begitu masif akhir-akhir ini membuat beberapa orang khawatir, apakah semua pekerjaan pada akhirnya akan dialihkan oleh mesin atau robot?

Angga Yudha, salah satu pemateri Kelas Kompetensi dalam rangkaian Temu Pendidik Nusantara (TPN) 2019 pada Sabtu (26/10) yang lalu, menjelaskan bahwa ada satu hal yang sebenarnya tidak akan bisa digantikan teknologi, yaitu personal touch atau sentuhan personal yang melibatkan rasa serta emosi di dalamnya.

Angga Yudha, atau yang biasa disapa dengan panggilan Mas Aye ini, merupakan manager pengembangan program dari SekolahMU Indonesia. Ia mengajak para peserta TPN untuk membayangkan sebuah kondisi ideal, dimana setiap orang akan "merdeka belajar" karena menemukan kemudahan dalam mendapatkan akses untuk meningkatkan keterampilan dan mampu secara mandiri untuk mengembangkan kompetensinya.

SekolahMU sendiri adalah platform digital yang dibuat oleh Kampus Guru Cikal, dimana nantinya akan diisi dengan kelas-kelas lintas kompetensi untuk dihadirkan kepada siapapun yang ingin mengembangkan potensinya. Berbeda dengan platform-platform pendidikan lain yang memaksimalkan E-Learning, SekolahMU akan menggunakan metode Blended Learning. Menghadirkan kelas daring dan luring ke satu kesempatan belajar agar bisa mencapai tujuan pembelajaran yang baik dan tidak melenceng dari aspek pedagogis.

Pada saat kelas kompetensi di TPN 2019, para peserta dan Mas Aye turut merumuskan dan menemukan miskonsepsi atas penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan. Misalnya banyak guru yang hanya mengganti bentuk saja dari buku teks ke bentuk tulisan yang menggunakan fasilitas digital, seringpula mereka hanya menggantikan posisi kehadirannya hanya ke dalam bentuk video, atau sekedar menggantikan papan tulis dengan slide presentasi yang isinya penuh dengan teks saja.

Lalu apa sebenarnya yang menjadi spesial dari Blended Learning?

Setidaknya ada tiga prinsip yang Blended Learning miliki untuk bisa menjadikannya metode pembelajaran berbeda dan mampu menjawab tuntutan jaman. Salah satunya adalah dengan lebih fokus pada mengutamakan tujuan pembelajaran dan aspek pegagogis. Prinsip ini menempatkan siswa sebagai pusat tujuan. Meski adanya penyampuran antara kelas luring dan daring, keberhasilan siswa mencapai kompetensinya selalu menjadi hal utama dari metode pembelajaran yang dilakukan.

Prinsip kedua dalam Blended Learning adalah mengupayakan terciptanya ruang kolaborasi. Kolaborasi adalah kunci, di sini upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan Blended Learning adalah mampu melibatkan siswa,guru, orang tua, dan lingkungan yang lebih luas.

Adapun prinsip Blended Learning lainnya adalah menempatkan teknologi sebagai alat pendukung. Blended Learning sebaiknya menggunakan jenis teknolgi yang paling mudah. Dengan tetap megutamakan tujuan pembelajaran dan aspek pedagogis, maka pemilihan teknologi yang digunakan harus menyesuaikan dengan kebutuhan dari tujuan pembelajaran dan aspek pedagogis tersebut.

Kelas Kompetensi dengan Mas Aye ini akan menjadi kelas pertama yang mengimplementasikan Blended Learning dalam mencapai kompetensi tertentu. Adapun hal yang diutamakan dalam metode ini adalah bagaimana mengintegrasikan teknologi untuk mendukung pengembangan pendidikan. Blended Learning juga diharapkan mampu menjawab tantangan serta menjadi salah satu solusi alternatif dalam menciptakan metode pembelajaran yang lebih baik di Indonesia.

Related Posts

Comments

Twitter

E-Magz