RESENSI

No Image

Meneladani Karakter Sang Proklamator

Menanamkan pendidikan karakter pada era sekarang menjadi suatu kebutuhan bagi setiap orang. Orangtua kepada anaknya, guru kepada siswa, juga masyarakat kepada anggota masyarakat yang lain. Sosok Bung Hatta merupakan salah satu modal yang bisa dijadikan teladan dalam penanaman pendidikan karakter tersebut. Terutama dari segi pemikiran, tindakan, dan tata laku yang dapat dijadikan panutan bagi generasi bangsa.

Buku dengan judul ‘Bung Hatta dan Pendidikan Karakter’ memaparkan bagaimana karakter, kepribadian, dan kebiasaan sosok Bung Hatta dalam kesehariannya. Mulai dari beliau kecil hingga menjadi sosok berpengaruh di Indonesia. Beberapa hal yang patut diteladani dari sosok Bung Hatta dalam buku ini adalah sebagai berikut;

Religius dan taat ajaran agama

Sejak kanak-kanak di kota kelahirannya Bukittinggi, Bung Hatta telah belajar ilmu agama dengan seorang ulama ternama di Minangkabau, yaitu Syekh Muhammad Djamil Djambek. Melalui pemahaman yang diberikan oleh gurunya tersebut, ditambah ilmu agama yang juga diberikan oleh Pak Gaek dan Ayah Gaeknya, Bung Hatta tumbuh menjadi sosok yang religius, haus akan ilmu agama, dan teguh dalam menjalankan syariat Islam.

Dia adalah orang yang tidak mudah meninggalkan dan melanggar ajaran agama. Keluhuran Bung Hatta dalam menjalankan ajaran agama juga tercermin dari perilakunya yang disiplin, menepati janji, peduli sesama, toleran, sederhana, dan cinta perdamaian. Walau tidak melanjutkan pendidikan ke sekalah agama, hingga akhir hayatnya Bung Hatta memahami dan menjadikan agama sebagai representasi dan kesadaran yang membangun kehidupan.

Jujur dan penuh tanggung jawab

Bung Hatta adalah sosok yang sejalan antara perkataan dan perbuatannya, serta sangat bertanggung jawab dengan apa yang diucapkannya. Berkat karakter itulah, Bung Hatta dizinkan oleh keluarganya melanjutkan sekolah ke Padang, Jakarta, dan Belanda. Semasa sekolah, Bung Hatta juga dipercayai sebagai bendahara klub sepak bola oleh teman-temannya. Bahkan tugasnya juga merangkap sebagai sekretaris.

Selain itu, sikap bertanggung jawab Bung Hatta dapat dilihat dari komitmen-komitmen yang digagas, dirancang, dan dibuatnya. Baik dalam melakukan kegiatan untuk kepentingan dirinya sendiri, orang lain, bangsa, dan negara. Contoh kecilnya saja, Hatta berkomitmen dengan keluarganya, minimal dia minta izin setiap kali ia ingin mengunjungi tempat tertentu, menjelaskan tujuan kepergiannya, hingga waktu kepulangannya saat dia keluar rumah.  

Mencintai buku, membaca, dan menulis

Membaca telah menjadi kegemaran Bung Hatta semenjak kecil. Bahkan sebelum menempuh pendidikan sekolah dasar, ia sudah bisa membaca. Hal tersebut dipengaruhi oleh surat kabar langganan pamannya. Menurut Bung Hatta, surat kabar mengisi kekosongan dirinya sebelum sekolah. Kebiasaan membaca ini akhirnya menjadi kegiatan rutin bagi Bung Hatta. Ia mengisi hari-harinya dengan membaca dan menulis di perpustakan rumahnya.

Bung Hatta juga merupakan sosok yang sangat mencintai buku, sepanjang hidupnya dihabiskan untuk membaca dan menulis buku dengan jadwal yang teratur. Bahkan saat berada di penjara dan di pengasingan pun, dia tak henti membaca dan melahirkan karya tulis yang bernas dan masih relevan untuk dijadikan literatur hingga sekarang. Setidaknya, Bung Hatta menulis 42 judul buku karangannya dan dari berbagai catatan menyebutkan, dia memiliki lebih kurang 12 ribu koleksi buku di perpustakaan rumahnya.

Mencintai bahasa, negara, dan bangsa

Bung Hatta menguasai beberapa bahasa asing seperti bahasa Belanda, Arab, Inggris, Prancis dan Jerman, namun dia memiliki kecintaan yang sangat besar terhadap bahasa Indonesia. Ini terlihat dari tulisan-tulisannya yang sangat teratur mengikuti kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Dalam berbicara pun, dia sangat menjaga struktur kata dan kalimat yang diucapkan, dengan tidak mencampurbaurkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing yang dikuasainya. Dia pandai menempatkan, kapan dan di mana harus berbahasa Indonesia atau berbahasa asing. Selain itu, Bung Hatta juga memiliki bahasa yang halus saat bicara, sehingga sulit dirasakan jika dia sedang marah, karena Bung Hatta tidak pernah memarahi dengan bahasa dan kata yang kasar.

Sejak masih pelajar dan mahasiswa, Bung Hatta juga telah bergabung dengan berbagai organisasi pemuda dan perjuangan. Dia melibatkan diri untuk membangun kedaulatan bangsa melalui aktivitas dan perjuangan-perjuangan kebangsaan, baik di dalam maupun luar negeri. Sehingga ia dikenal sebagai salah seorang founding father di negara ini, perjuangan yang dia lakukan terbukti untuk kepentingan bangsa dan negara.     

Beberapa karakter dari sosok Bung Hatta yang dijabarkan dalam buku ini seakan memberikan jawaban dari keresahan masyarakat terkait karakter anak bangsa yang mulai melemah seperti sekarang. Membaca buku ini sangat cocok untuk menumbuhkan dan membangkitkan kembali karakter putra-putri bangsa agar lebih berintegritas dan lebih baik ke depannya.

 

Judul Buku      : Bung Hatta dan Pendidikan Karakter

Penulis            : Dr. Silfia Hanani, M.Si & Susi Ratna Sari, M.Pd

Penerbit           : AR-RUZZ MEDIA

Cetakan           : Pertama, 2018

Related Posts

Comments

Twitter

E-Magz