RESENSI

No Image

12 Angry Men dan Betapa Berharganya Satu Kehidupan

Rutinitas, karir, konflik (baik personal maupun eksternal) adalah sedikit dari banyaknya hal yang mempengaruhi dan membentuk perspektif kita atas banyak hal. Itulah kenapa, perbedaan pendapat selalu ada. Dan untuk alasan yang sama, itulah kenapa, pengambilan keputusan (seharusnya) membutuhkan kesadaran hingga pertimbangan yang panjang dan matang.

Dua belas orang juri, di dalam film 12 Angry Men, barangkali bisa menjadi contoh kecil dan refleksi sederhana untuk memahami cara mengambil keputusan, membentuk penilaian, dan untuk hal paling berharga, yaitu bagaimana menghormati kebenaran serta satu kehidupan.

Film garapan Sydney Lumet ini merupakan salah satu medium yang mampu menghadirkan banyak pembelajaran, bukan saja dalam hal komunikasi, kepemimpinan, namun juga bagaimana empati dapat membantu kita berpikir secara lebih jernih dan terbuka. Sehingga tidak heran, jika 12 Angry Men menjadi salah satu film klasik yang paling dihormati, kritikus film kenamaan Rogert Ebert juga menobatkan 12 Angry Men sebagai salah satu list film terbaiknya.

Dimasa-masa sulit seperti sekarang ini, dimana berita kematian terus bergulir, nama dan kehidupan kian kabur dalam jejeran angka-angka, maka barangkali 12 Angry Men bisa menjadi diskursus yang perlu dihadirkan di ruangan keluarga. Selama masa pandemi masih berlanjut, pengetahuan dan pembelajaran bisa terus dihadirkan dari beragam medium. Menyaksikan 12 Angry Men bersama anggota keluarga adalah salah satu opsi, karena hanya dengan 96 menit, kita akan dibawa pada cara paling sederhana untuk menyadari kembali, bahwa empati dan kehidupan adalah hal yang sangat berharga.

Related Posts

Comments

Twitter

E-Magz