NEWS

No Image
Penulis: ariyanti Tag: seminar, pendidikan, Tanggal: 30 Nov 2016

Seminar sebagai Langkah Awal

Lebih dari seabad yang lalu, manusia menyiasati komunikasi jarak jauh dengan menggunakan burung merpati. Konon merpati dipilih karena dianggap sebagai binatang yang pintar, memiliki daya ingat dan navigasi yang kuat serta naluri ilmiah untuk kembali ke sarang.

Sekarang, dengan adanya email serta beragam aplikasi chat yang bahkan dapat diakses melalui satu genggaman smartphone, komunikasi jarak jauh dapat dengan begitu mudah dilakukan.

Namun, dengan semakin mudah dan semakin instant-nya interaksi saat sekarang, bukan berarti tidak ada tantangan dalam dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Permasalahan dalam akses internet, bagaimana memanfaatkan teknologi sebagai medium yang positif, lantas bagaimana menjadikan histeria media sosial tidak hanya ajang narsisme di ruang-ruang maya, masih menjadi tantangan besar yang harus dicarikan solusinya.

Dalam dunia pendidikan, permasalahan belum meratanya pengoptimalan TIK adalah salah satu tantangan. Ditambah dengan masih adanya fenomena guru gagap teknologi, maka permasalahan TIK bagi kalangan pendidik, menjadi semakin kompleks dan mutlak dicarikan solusinya.

Teacher Competency Deveploment Program

Menyadari pentingnya peran pendidik sebagai ujung tombak dunia pendidikan, maka Djalaluddin Pane Foundation (DPF) menginisiasi satu program Teacher Competency Deveploment Program (TCDP) yang kali ini berfokus di daerah Medan (Deli Serdang, Labuhanbatu Utara, dan Labuhanbatu Selatan)

Program TCDP dimulai dengan sebuah seminar pendidikan yang bertujuan membangun kesadaran masyarakat, khususnya pendidik akan pentingnya memaksimalkan TIK sebagai media pembelajaran.

Maka pada tanggal 4 Mei 2016 yang lalu, sebuah seminar bertajuk “Menolak Gaptek untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Mewujudkan Indonesia Terdidik TIK” digelar.

Bekerjasama dengan Armada Trainer TIK, seminar ini dihadiri oleh dua ratus lebih peserta dari kalangan guru, mahasiswa, dan juga beragam komunitas yang memiliki kepedulian dengan isu pendidikan dan teknologi.

Adapun materi yang disampaikan yaitu berkenaan dengan pemanfaatan teknologi sebaik dan semaksimal mungkin, demi terwujudnya sistem pembelajaran yang efektif, efisien, dan juga mampu meningkatkan motivasi serta kompetensi siswa dalam bidang TIK. Hal ini berkenaan juga karena dalam era digital seperti saat sekarang, perkembangan teknologi akan semakin turut mempengaruhi banyak sekali aktivitas keseharian manusia hari ini.

Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi guru-guru di daerah. Ada beberapa kendala, mulai kelengkapan perangkat yang kurang memadai untuk mengaplikasikan sistem belajar berbasis TIK, maupun kendala dalam hal sumber daya manusianya, dimana tak sedikit ditemukan beberapa guru belum mampu optimal memanfaatkan perangkat TIK sebagai salah satu solusi pembelajaran yang menarik.

Seminar ini merupakan langkah awal dari keberlangsungan program TCDP, untuk selanjutnya para program support dari DPF akan menjalankan tugasnya sebagai fasilitator untuk membantu memberi pelatihan bagi guru-guru di daerah Deli Serdang, Labuhanbatu Utara dan Labuhanbatu Selatan selama lebih kurang 5 bulan.

Antusiasme dan partisipasi peserta dalam seminar cukup memberi ‘angin segar’ bagi DPF agar tetap semangat untuk mewujudkan Indonesia Terdidik TIK.

Salah seorang peserta seminar menulis “Optimalkan fungsi gadget dan medsos untuk hal positif,” di akun twitternya terkait materi yang diberikan oleh Motivator Pendidikan, Namin Ibnu Solihin pada saat seminar. Tri Utami juga ikut menulis “Yuk kita hindari menjadi guru lontong basi bagi siswa. Ubah menjadi guru inspiratif,” tulisnya.

(Ariyanti)

 

Related Posts

Comments

Twitter

E-Magz